JAKARTA, IN – Indonesia dan Malaysia sepakat memandang pentingnya peran Komite Gabungan Bidang Perdagangan dan Investasi (Joint Trade and Investment Committee/JTIC) sebagai instrumen strategis untuk memperkuat hubungan dagang kedua negara. Menteri Perdagangan RI, Budi Santoso (Mendag Busan), menegaskan bahwa JTIC menjadi forum penting untuk mengeksplorasi peluang perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Malaysia.
Dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Investasi, Perdagangan, dan Industri Malaysia, Tengku Datuk Seri Utama Zafrul Bin Tengku Abdul Aziz, di Putrajaya, Malaysia, pada Minggu (26/1), Mendag Busan menyampaikan kesiapan Indonesia menjadi tuan rumah pelaksanaan JTIC ke-4 pada tahun 2025. “Indonesia dan Malaysia sepakat bahwa JTIC merupakan forum bilateral strategis untuk membahas berbagai isu perdagangan dan investasi. Kami juga menyampaikan bahwa Indonesia siap menjadi tuan rumah JTIC ke-4,” ujar Mendag Busan.
Selain itu, kedua menteri berdiskusi tentang berbagai strategi untuk meningkatkan perdagangan bilateral dan mengatasi hambatan dagang, khususnya untuk komoditas ekspor utama masing-masing negara.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Zafrul turut mengundang Mendag Busan untuk menghadiri Pertemuan Retreat Para Menteri Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Ministers/AEM Retreat) yang akan berlangsung pada Februari 2025 di Johor, Malaysia. Mendag Busan juga menyatakan dukungannya terhadap Priority Economic Deliverables (PED) Malaysia selama masa keketuaannya di ASEAN pada 2025.
Berdasarkan data, total perdagangan Indonesia dan Malaysia pada JanuariāNovember 2024 mencapai USD 21,1 miliar. Ekspor Indonesia ke Malaysia tercatat sebesar USD 10,9 miliar, sementara impor dari Malaysia mencapai USD 10,1 miliar, menghasilkan surplus perdagangan Indonesia sebesar USD 800 juta. Sebagai perbandingan, pada 2023, total perdagangan kedua negara mencapai USD 23,2 miliar, dengan Indonesia mencatatkan surplus sebesar USD 1,7 miliar.
Komoditas ekspor nonmigas utama Indonesia ke Malaysia pada 2023 meliputi bahan bakar mineral, lemak dan minyak nabati/hewan, kendaraan, besi dan baja, serta tembaga. Sementara itu, komoditas impor nonmigas utama Indonesia dari Malaysia adalah reaktor nuklir, mesin dan peralatan mekanis, plastik, mesin elektronik, bahan kimia organik, serta besi dan baja.
Esok hari (27/1), Mendag Busan akan mendampingi Presiden RI Prabowo Subianto dalam pertemuan dengan Yang di-Pertuan Agong Malaysia Sultan Ibrahim dan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim.