JAKARTA, IN – Keberadaan pedagang kaki lima (PKL) mainan dan petasan di kawasan Pasar Pagi dan Asemka kembali menjadi sorotan. Meski sudah sering ditertibkan, PKL tersebut tetap beroperasi, bahkan semakin ramai. Warga menduga adanya praktik penerimaan upeti oleh oknum petugas Satpol PP, yang dianggap menjadi alasan lemahnya penegakan aturan di kawasan tersebut.
Salah satu warga setempat, Andri (34), mengungkapkan kekesalannya terkait situasi ini. “PKL-nya seperti tidak takut. Baru saja ditertibkan, besoknya sudah ada lagi. Kalau tidak ada yang ‘main mata,’ mana mungkin mereka bisa terus berjualan seperti ini?” katanya.
Warga lainnya, Fitri (29), yang sering berbelanja di Pasar Pagi, juga menyampaikan keluhan serupa. “Jalan jadi sempit, parkir jadi sulit, dan kalau ada petasan meledak, kami takut terjadi sesuatu yang berbahaya. Kalau Satpol PP benar-benar tegas, ini tidak akan terus terjadi,” ujarnya.
Keberadaan PKL mainan dan petasan di kawasan Pasar Pagi dan Asemka tidak hanya mengganggu kenyamanan warga, tetapi juga melanggar aturan yang berlaku. Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) DKI Jakarta Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum, pedagang tidak diperbolehkan berjualan di trotoar atau bahu jalan yang seharusnya diperuntukkan bagi pejalan kaki dan kendaraan.
Namun, dugaan adanya upeti dari PKL kepada oknum Satpol PP membuat penegakan aturan tersebut menjadi tidak optimal. Praktik seperti ini tidak hanya merugikan warga, tetapi juga mencederai kepercayaan masyarakat terhadap instansi penegak hukum.
Ketika dikonfirmasi mengenai hal ini, Kasatgas Satpol PP Kelurahan Roa Malaka tidak bersedia memberikan tanggapan. Beliau memilih untuk tidak menjawab konfirmasi terkait dugaan tersebut.
Warga berharap pemerintah daerah dan aparat terkait dapat menindaklanjuti keluhan ini dengan serius. Mereka juga meminta adanya pengawasan yang lebih ketat terhadap perilaku petugas di lapangan.
“Kalau ini terus dibiarkan, bukan cuma warga yang dirugikan, tapi juga kredibilitas pemerintah. Kami ingin Jakarta menjadi kota yang tertib dan nyaman untuk semua,” tutup Andri. (tim)