JAKARTA, Indonesian News – Operasi Berantas Jaya yang digelar Polri dalam beberapa pekan terakhir dinilai belum menyentuh akar permasalahan premanisme. Penindakan masih terfokus pada juru parkir liar, sementara praktik premanisme terorganisir di sektor lain dinilai luput dari penanganan.
Padahal, praktik premanisme saat ini sudah berkembang dalam bentuk yang lebih sistematis dan terselubung.
“Premanisme bukan hanya pungli di pinggir jalan. Ia hidup dalam rente proyek, perizinan, sampai intimidasi kelompok berkepentingan. Yang sering ditindak justru kelas bawah seperti tukang parkir liar, padahal mereka hanya ujung dari rantai panjang,” ujar Wali, Jumat (24/5/2025).
Operasi terbaru pihak Kepolisian berhasil mengamankan puluhan juru parkir liar di kawasan Jakarta Barat, Selatan, dan Utara. Namun, belum terlihat upaya signifikan membongkar jaringan atau aktor intelektual di balik praktik tersebut.
Penindakan ini cenderung bersifat seremonial dan simbolik.
“Penindakan yang menyasar akar—termasuk oknum pelindung parkir liar atau pelaku premanisme berdasi—masih belum terlihat. Ini menjadi PR besar bagi Polri jika ingin menjaga kepercayaan publik,” tambahnya.
Masyarakat pun berharap Polri berani menindak premanisme dalam berbagai bentuk, termasuk yang bersembunyi di balik institusi dan praktik legal.
Saran Kebijakan:
- Penegakan hukum menyeluruh, termasuk terhadap aktor intelektual.
- Reformasi layanan publik untuk menutup ruang pungli.
- Transparansi data operasi premanisme.
- Pemberdayaan eks pelaku parkir liar secara eekonomis
(tim)