Misteri Kenaikan Isa Almasih: Mengapa Langit Membuka Dirinya untuk Satu Pribadi?

Gravatar Image

Jakarta, IndonesianNews.id – Empat puluh hari setelah kebangkitan-Nya, Isa Almasih melakukan sesuatu yang hanya pernah terjadi sekali dalam sejarah manusia: Ia terangkat ke langit, disaksikan langsung oleh murid-murid-Nya. Tidak dengan kereta kuda, tidak dengan sayap, tetapi terangkat dan hilang dalam awan. Sebuah momen yang menggetarkan bumi, menantang akal, dan menggugah hati manusia lintas zaman.

Apa makna sejati dari peristiwa luar biasa ini? Mengapa langit membuka dirinya bagi satu Pribadi saja?

Perjalanan Empat Puluh Hari: Dari Kebangkitan Menuju Langit

Isa tidak langsung naik setelah bangkit dari kubur. Selama empat puluh hari, Ia hadir di tengah para murid. Bukan sebagai roh, bukan sebagai kenangan, tetapi sebagai pribadi yang nyata—makan bersama mereka, menyentuh mereka, mengajar mereka tentang hal-hal surgawi.

Di akhir empat puluh hari itu, Ia membawa para murid ke Bukit Zaitun. Di sana, dalam sunyi dan takjub, mereka menyaksikan Pribadi yang mereka kasihi terangkat ke langit, perlahan, hingga hilang dalam awan. Tidak ada gemuruh, tidak ada guntur, hanya kekudusan yang memancar.

Makna yang Tak Tertandingi

Banyak orang mengira kenaikan Isa Almasih hanyalah peristiwa simbolik. Padahal, justru di situlah letak kekuatan spiritual yang sesungguhnya:

Ia kembali ke takhta-Nya sebagai Raja segala raja.

Ia menyelesaikan misi penyelamatan umat manusia.

Ia membuka jalan bagi pencurahan Roh Kudus.

Ia memberi harapan bahwa surga bukan mitos, melainkan tujuan.

Dan yang paling menenangkan adalah janji-Nya: Ia akan kembali.

Kesaksian Langit yang Abadi

Dua malaikat yang hadir saat itu berkata:

“Yesus ini, yang terangkat ke surga, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik.” (Kisah Para Rasul 1:11)

Kata-kata ini bukan sekadar pesan penutup, tetapi deklarasi ilahi: peristiwa ini bukan akhir, melainkan awal dari pengharapan baru umat manusia.

Refleksi Hari Ini

Dalam dunia yang semakin kacau dan tak menentu, peristiwa kenaikan Isa Almasih mengajak kita menengadah. Ada harapan yang datang dari atas. Ada kepastian bahwa kehidupan ini tidak berakhir di tanah, tetapi berlanjut dalam kekekalan.

Kenaikan-Nya bukan hanya perjalanan satu pribadi ke surga. Itu adalah undangan bagi kita semua untuk mengikuti-Nya — bukan secara fisik, tetapi secara iman dan hidup.

Selamat memperingati Hari Kenaikan Isa Almasih. Langit pernah terbuka — dan akan terbuka lagi bagi mereka yang percaya. (*)

———

Redaksi IndonesianNews.id
Untuk informasi inspiratif dan keimanan lainnya, ikuti kanal kami di Instagram dan Facebook

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *